Kamis, 19 Januari 2012

Definisi Operasional Penyakit Potensial KLB yang Harus dilaporkan Dalam Sistem Pelaporan EWARS

Salam EWARS,

Dalam edisi kali ini, penulis ingin berbagi pengetahuan kepada pembaca mengenai definisi masing-masing penyakit yang wajib dilaporkan dalam sistem EWARS. Sistem EWARS sendiri telah dilengkapi dengan Software yang telah tersedia di Dinkes Kab/Kota, Dinkes Provinsi dan Depkes. Software tersebut dapat menampilkan alert (peringatan dini) dari 22 jenis penyakit, apabila terjadi peningkatan kasus disuatu wilayah.

Adapun 22 jenis penyakit tersebut adalah :
  1. Diare Akut : BAB dengan konsistensi lembek atau cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam.
  2. Malaria Konfirmasi : Demam > 37,5ºC disertai mengigil, berkeringat, sakit kepala dengan RDT (Rapid Diagnostic Test) positif dan atau pemeriksaan Mikroskopis positif.
  3. Tersangka Demam Dengue : Demam yg berlangsung 2-7 hari ditandai dg nyeri sendi, nyeri retroorbital,  sakit kepala, kemerahan pd badan (ruam).
  4. Pneumonia :
    pada usia <5 thn ditandai dgn batuk dan tanda kesulitan bernapas (adanya nafas cepat,  kadang disertai tarikan dinding dada), frekuensi nafas berdasarkan usia penderita:
    • <2 bulan: 60/menit
    • 2-12 bulan: 50/menit
    • 1-5 tahun: 40/menit
    Dan kadang disertai demam.
    Pada usia >5thn ditandai dgn demam >38°C, batuk dan kesulitan bernafas, dan nyeri dada saat bernafas.
  5. ILI (Penyakit Serupa Influenza) : kasus dengan demam >38oC disertai batuk dan atau sakit tenggorokan.
  6. Diare Berdarah : Diare akut disertai dengan  darah ATAU lendir.
  7. Tersangka Demam Typoid : Penderita dengan demam terus-menerus, bertahap dan memanjang atau menetap yang disertai nyeri kepala berat, mual-mual, hilang nafsu makan, serta dapat diikuti dengan obstipasi atau diare, tanpa penunjang. 
  8. Jaundice Akut : Penyakit yg timbul secara mendadak (< 14 hari) ditandai dgn kulit dan sclera berwarna kuning dan urine berwarna gelap.
  9. Tersangka DBD : Demam 2-7 hari ditandai dgn manifestasi perdarahan seperti uji tourniquet positif, ptekie, perdarahan pd gusi, dan epistaksis atau mimisan. 
  10. Suspek AI : panas >38°C, dan ada riwayat kontak dengan unggas sakit/mati mendadak. 
  11. Suspek Campak : Demam >38°C selama 3 hari atau lebih disertai bercak kemerahan berbentuk makulopapular, batuk, pilek atau mata merah (konjungivitis).
  12. Suspek Difteri : panas >38°C, sakit menelan, sesak napas disertai bunyi (stridor) dan ada tanda selaput putih keabu-abuan (pseudomembran) di tenggorokan dan pembesaran kelenjar leher. 
  13. Suspek Pertussis : batuk lebih dari 2 minggu disertai dgn batuk yang khas (terus-menerus/ paroxysmal), napas dgn bunyi “whoop” dan kadang muntah setelah batuk. 
  14. AFP : Kasus lumpuh layuh mendadak, bukan disebabkan oleh ruda paksa/ trauma pada anak < 15 tahun. 
  15. Kasus gigitan hewan penular rabies :
    kasus digitan hewan (Anjing, Kucing, Tupai, Monyet, Kelelawar) yang dapat menularkan rabies pada manusia .
    ATAU
    Kasus dengan gejala Studium Prodromal (demam, mual, malaise/lemas), atau kasus dengan gejala Studium Sensoris (rasa nyeri, rasa panas disertai kesemutan pada tempat bekas luka, cemas dan reaksi berlebihan terhadap ransangan sensorik). 
  16. Suspek Antraks :
    (1).  Antraks Kulit (Cutaneus Anthrax)
    Papel pada inokulasi, rasa gatal tanpa disertai rasa sakit, 2-3 hari vesikel berisi cairan kemerahan, haemoragik menjadi jaringan nekrotik, ulsera ditutupi kerak hitam, kering, Eschar (patognomonik), demam, sakit kepala dan pembengkakan kelenjar limfe regional
    (2).  Antraks Saluran Pencernaan (Gastrointestinal Anthax)
    Rasa sakit perut hebat, mual, muntah, tidak nafsu makan, demam, konstipasi, gastroenteritis akut kadang disertai darah, hematemesis, pembesaran kelenjar limfe daerah inguinal, perut membesar dan keras, asites dan oedem scrotum, melena.
    (3).  Antraks Paru-paru (Pulmonary Anthrax)
    Gejala klinis antraks paru-paru sesuai dengan tanda-tanda bronchitis. Dalam waktu 2-4 hari gejala semakin berkembang dengan gangguan respirasi berat, demam, sianosis, dispnue, stridor, keringat berlebihan, detak jantung meningkat, nadi lemah dan cepat. Kematian biasanya terjadi 2-3 hari setelah gejala klinis timbul.
  17. Demam yang tidak diketahui sebabnya : Demam >38 0C, berlangsung dalam 48 jam terakhir (belum dapat diketahui penyebabnya).
  18. Suspek KoleraDiare dengan konsistensi seperti air cucian beras dan berbau amis.
  19. Kluster penyakit yang tidak diketahui : Didapatkan tiga atau lebih kasus/kematian dengan gejala sama di dalam satu kelompok masyarakat/ desa dalam satu periode waktu yang sama, yang tidak dapat dimasukan ke dalam definisi kasus penyakit yang lain.
  20. Suspek Meningitis/encephalitis : panas > 38°C mendadak, sakit kepala, kaku kuduk, kadang disertai penurunan kesadaran dan muntah. Pada anak  < 1 tahun ubun-ubun besar cembung. 
  21. Suspek Tetanus Neonatorum : setiap bayi lahir hidup umur  3-28 hari sulit menyusu/ menetek, dan mulut mencucu dan disertai dengan kejang rangsang. 
  22. Suspek Tetanus : ditandai dgn kontraksi dan kekejangan otot mendadak, dan sebelumnya ada riwayat luka. 
Sumber : Algoritma Diagnosis Penyakit dan Respons Serta Format Penyelidikan Epidemiologi, Ditjen P2PL, Depkes RI, 2008.






Kinerja Laporan EWARS (Early Warning Alert and Response System) di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011